Produk-produk desain kami (klik di nama produk): Logo | Brosur | Company Profile | Cover buku | Stationary | Kemasan Produk | Tshirt | Banner | Poster | Kalender dinding | Map | Layanan Premium
Baca juga : Tentang Kami | Keunggulan Kami | Testimoni & Klien Kami | Kontak Kami | Tips-tips, Artikel, & Konsultasi Desain | Cara Order dan Pricelist | On Progress Project
___________________________________________________________________________
Penulis : Admin
Kita semua mungkin sudah memahami bahwa fungsi kemasan sudah sangat berkembang, bukan lagi sekedar “pelindung konten/produk”. Kemasan sudah menjalankan fungsi marketing dan branding. Bahkan kita mungkin sudah sering mendengar bahwa kemasan adalah “silent salesman”. Marc Gobe dalam bukunya Emotional Branding (2003), mengatakan bahwa “kemasan adalah iklan setengah detik”. Lebih jauh lagi, dari sisi sales, kemasan yang baik bisa memberikan efek impuls buying bagi calon pembeli.
Kita semua mungkin sudah memahami bahwa fungsi kemasan sudah sangat berkembang, bukan lagi sekedar “pelindung konten/produk”. Kemasan sudah menjalankan fungsi marketing dan branding. Bahkan kita mungkin sudah sering mendengar bahwa kemasan adalah “silent salesman”. Marc Gobe dalam bukunya Emotional Branding (2003), mengatakan bahwa “kemasan adalah iklan setengah detik”. Lebih jauh lagi, dari sisi sales, kemasan yang baik bisa memberikan efek impuls buying bagi calon pembeli.
Saat ini beredar ribuan bahkan mungkin puluhan ribu produk di pasaran. Dan di ruang-ruang pajang, produk kita lebih sering “bertarung sendiri” menjual dirinya untuk dipilih calon konsumen. Belum lagi, produk-produk tersebut juga tidak dibekali oleh strategi visual merchandising yang menarik. Oleh karena itu, desain kemasan yang menjual sangat diperlukan agar produk-produk kita bisa menjadi pilihan calon konsumen kita.
Berikut ini saya sampaikan beberapa tips sederhana dari sisi komunikasi visual yang mungkin bisa diaplikasikan oleh rekan-rekan pebisnis/marketer di lapangan dalam merancang kemasan bagi produk/brand-nya. Agar terfokus, kami perlu menyampaikan bahwa tinjauan ini hanya dari sisi komunikasi visual saja, belum sampai kepada sisi efektivitas produksi, pemilihan material, dsb.
1. Berikan Penonjolan Pada Brand Name
Identifikasi sangat perlu bagi calon konsumen. Jika ruang dalam kemasan itu cukup luas, ada baiknya brand name ditonjolkan lebih dari yang lain. Dalam desain ada istilah hirarki dan untuk desain kemasan sebaiknya brand name mendapat porsi atensi primer. Sebabnya sederhana, kita perlu “mengunci” pemikiran calon konsumen kita, dan brand name yang akan melakukan itu. Ada kajian khusus tentang pemilihan nama ini (naming), namun tidak bisa dibahas disini.
 |
| Brand name perlu ditonjolkan untuk mengunci identifikasi konsumen terhadap produk kita |
2. Warna : Identifikasi dan Atraksi
Masih tentang identifikasi, dalam desain, warna bisa memberikan pengenalan hingga 70% akan suatu produk. Oleh karena itu, jangan pernah salah dalam memilih warna dominan bagi produk. Selain berfungsi sebagai identifikasi, warna juga bisa menjadi untuk menarik (attract) perhatian calon konsumen. Pilihlah warna yang bisa memainkan dua fungsi tersebut : identifikasi dan atraksi.
Sebagai contoh, sangat umum kita memahami bahwa produk minyak goreng bisa diidentifikasi dengan warna kuning, saos tomat dengan warna merah, atau produk teh dengan warna coklat atau hijau. Keluar dari mainstream warna “normal”? Bisa saja, tetapi bersiaplah dengan budget edukasi/sosialisasi yang lebih besar. Walaupun, kalau strategi tersebut berhasil, bisa menjadi satu keunikan khusus bagi produk tersebut.
 |
| Memilih warna yang tepat bisa membantu menarik perhatian calon konsumen |
3. Ilustrasi yang Bisa Menimbulkan “Kesan”
Pada masa lalu, ilustrasi adalah penggambar “konten”. Namun pada kemasan masa kini, ilustrasi berfungsi lebih jauh lagi. Ia adalah “pemberi kesan”, pembentuk persepsi dan sama dengan warna, ia bisa menjadi penarik perhatian. Jika anda ingin menggunakan foto sebagai ilustrasi, ada baiknya memproduksi foto dengan serius. Menggunakan jasa fotografer profesional dengan story board khusus sangat direkomendasikan. Jika menggunakan elemen-elemen grafis sebaiknya diolah secara baik agar tidak hanya menimbulkan kesan estetis tetapi secara filosofis bisa juga mempengaruhi alam bawah sadar calon konsumen agar memilih produk kita. Ada kecenderungan, untuk segmen premium, kita bisa mengganti fotografi dengan elemen estetis yang sangat sensasional dan memberi kesan high-class.
.jpg) |
| Kita bisa mengganti foto dengan ilustrasi yang estetis dan filosofis sesuai jenis produk |
4. Tipografi Sebagai pembentuk Citra
Sisi ini sering dilupakan para marketer/pebisnis. Padahal tipografi juga bisa membentuk sebuah persepsi atau citra khusus bagi calon konsumen. Tipografi bisa membantu identifikasi sebuah produk baik dari sisi jenis produknya atau marketnya. Produk untuk berteknologi tinggi bisa menggunakan font yang berbeda dengan produk kecantikan. Produk untuk orang dewasa, bisa menggunakan font yang berbeda dengan produk anak-anak, dan seterusnya.
 |
| Untuk mengesankan kuat / berteknologi, bisa digunakan tipe font yang tegas dan "kuat" |
5. Lay out yang Harmonis
Semua elemen visual yang disebukan di atas tidak boleh berdiri sendiri. Semua harus menyatu dalam sebuah kesatuan konsep yang harmonis. Desain keseluruhan kemasan harus menyampaikan pesan yang bisa ditangkap konsumen dengan jelas, misalnya menegaskan produk ini enak, berteknologi tinggi, sehat, dll. Kemasan yang baik tidak berisi konten yang saling bertabrakan satu dengan yang lain, atau saling mengungguli dan ingin semua ditonjolkan. Disinilah pentingnya “taste” seni atau sense of art bagi seorang marketer/pebisnis. Dan karenanya penting juga bagi kita untuk mengasah hal ini dengan sering-sering melihat desain-desain yang ideal.
 |
| Sebuah lay out yang baik harus harmonis dan bisa menyampaikan pesan secara efektif |
Dengan bekal “senjata-senjata” visual tersebut, semoga produk kita bisa lebih unggul di pasaran, terdiferensiasi, menjadi pilihan pembeli, bahkan lebih jauh lagi, memberikan kesan mendalam yang membuat keterikatan khusus antara produk kita dengan konsumen. Salah satu parameter kesuksesan desain kemasan ini (selain masalah penjualan/sales) adalah ketika ia bisa meningkatkan persepsi khusus konsumen akan konten utama produk kita. Lebih jauh lagi, konsumen bisa “bela-belain” beli produk kita karena kemasannya memiliki “kesan”, padahal produk kompetitor dijual dengan harga lebih murah dan rasa bisa jadi lebih enak.
Mayoritas hidup kita hadir dalam dunia persepsi, bukan konten yang sebenarnya… Maka mari memenangkan dunia persepsi itu.
Semoga sukses rekan-rekan pebisnis/marketer sekalian…
Baca juga :
Simple Studio Online
- Menyusun Konten Brosur
- Berapa Sebaiknya Jarak Baca Sebuah Spanduk?
- Gunakan Warna Merah untuk Membangkitkan Selera
- 5 Kesalahan dalam Mendesain Sebuah Brosur
- Filosofi Warna Biru
- Jangan Memperbesar/Memperkecil Logo Sembarangan
- Desain yang Baik Adalah...
- KPK yang Tidak Bisa Dipercaya
- Peranan Desain dalam Branding
- Pengusaha Harus Mau Belajar
- Kesan Pertama Begitu Menggoda, Selanjutnya....
- Filosofi Warna Kuning
- Artikel menarik lainnya...
Simple Studio Online
www.desainonlinessi.com
Solusi Desain Berkualitas untuk Bisnis Anda
Gedung Utaka 87, Lantai 3, Ruang 306
Jl. Utan Kayu Raya No. 87
Jakarta Timur 13120
Telp/fax. 021-8590-4493
Mobile : 08778-105-1905
Pin BB : 27B89DFC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar