___________________________________________________________________________
Penulis : Admin
|
Poster AHM . Produk/layanan anda harus dikomunikasikan dengan cara yang tepat |
Pernahkah
pasangan kita (istri/suami) melakukan kesalahan? Misalnya salah dalam
berkata-kata yang membuat kita tersinggung. Namun situasi dan kondisi
saat itu kurang memungkinkan kita "meluruskan". Sebab kalau dilakukan
"pelurusan" saat itu, yang terjadi justru efek kontraproduktif, bisa
jadi si istri/suami malah melebarkan masalah ke sisi lain yang justru
menghilangkan pesan yang pertama yang ingin kita sampaikan.
Pernahkah
kita mengirim email panjang ke orang lain. Berharap ia mengerti semua
yag ingin kita sampaikan, tetapi ternyata yang dia tangkap cuma "bagian
akhirnya saja"?
Pernahkah anda mengirim beberapa perintah
dalam satu SMS ke karyawan/ bawahan kita, tetapi yang mereka tangkap
cuma 1-2 poin saja. Yang lainnya merek tidak "ngeh" kalau itu perintah
juga yang harus dilaksanakan...
Pernahkah kita mengalami
salah paham. Maksudnya membantu, tetapi orang lain malah tersinggung dan
terkesan kita meremehkan mereka?
Ya, dalam kehidupan ini,
sebagian masalah terletak pada masalah komunikasi. Sebab dalam
komunikasi ada banyak hal yang bermain, mulai dari komunikator itu
sendiri (penyampai pesan), inti pesannya, medium yang digunakan untuk
penyampaian pesan, komunikan (penerima pesan), hingga noise atau hal-hal
yang bisa mengganggu penyampaian pesan.
Di era crowded
informasi seperti sekarang ini, semuanya jadi makin rumit. Orang sudah
bermain di level persepsi. Benar-salah kadang sudah tidak diukur
berdasarkan nilai-nilai obyektif tertentu, tetapi sudah berdasarkan
persepsi dan opini publik. Dan celakanya, opini tersebut bisa dibentuk
dan sering kali keluar dari esensi serta substansinya.
Desain
grafis, desain komunikasi visual, sebenarnya seharusnya juga dilihat
sebagai cara kita berkomunikasi. Lebih tepatnya, bagaimana cara kita
mengkomunikasikan pesan tentang produk/jasa kita secara visual.Oleh
karena itu, kita harus sangat hati-hati "berbicara secara visual" ini
supaya konsumen bisa berpikir sama seperti yang kita inginkan, bukan
memiliki persepsi baru yang tidak bisa kita kendalikan.
Dalam
komunikasi visual ini misalnya. Anda harus sangat hati-hati memilih
warna yang tepat, yang bisa mewakili produk/jasa anda, bisa mewakili
persepsi yang anda inginkan, apakah kelas atas, kelas menengah, kelas
bawah, perusahaan telekomunikasi, perusahaan jasa atau perusahaan
steel casting. Untuk anak muda, orang tua, mature, dll. Tidak cuma warna,
pilihan jenis font, bentuk, karakter lay out, sampai dengan pilihan
ilustrasi semua menentukan hasil akhir sebuah komunikasi.
Anda
harus peduli! Sebab ini adalah masa depan produk/jasa anda. "Mesin
uang" yang akan berkontribusi bagi kemajuan bisnis anda ke depan. Ya
tentu itu kalau anda beranggapan bahwa bisnis ini adalah bisnis masa
depan. Dimana anda menggantungkan harapan besar atasnya.
Logo
misalnya, adalah salah satu item yang sangat filosofis, apalagi jika
bentuknya semakin simple, tentu harus benar-benar dipikirkan
keterwakilan semua hal-hal besar pada simbol yang sangat ringkas
tersebut. Jika kita jualan produk, maka kemasan produk adalah hal yang
harus jadi perhatian. Jangan sampai produk anda tak juga dipilih orang
hanya karena desain kemasannya tak menarik perhatian calon konsumen,
irrelevant, atau istilah gaulnya ; Nggak gw banget dah!
Kemasan
yang hebat bisa menimbulkan impuls buying, pembelian yang tidak
direncanakan. Sebenarnya waktu ke minimarket, konsumen tersebut tak ada
rencana beli produk anda. Tapi pas lihat kemasannya menarik, ia jadi
ingin mencoba... Kalau sudah begini, sukseslah si kemasan tersebut.
Selanjutnya adalah tugas produk anda sendiri, bisa-kah merangsang
konsumen untuk membeli lagi? (Walau dalam banyak kasus, kemasan juga
sangat membantu repeat order).
Masalah berikutnya adalah,
apakah saya akan merancang semua strategi komunikasi visual tadi atau
menghire pihak lain. Ya itu tentu terserah anda. Semua pilihan
available, tergantung prioritas bisnis dan tentunya budget anda.
Nah
jika anda memutuskan outsource keluar, mungkin kita akan bingung lagi,
karena pilihan kali ini demikian banyak. Kita browsing saja di Google
dengna keyword "desain kemasan", "desain logo","
desain company profile" dll akan muncul ribuan
halaman pilihan. Adalah baik anda meneliti dulu beberapa target design
house yang akan anda pilih. Lihat dan pelajari cara kerjanya,
portfolio-nya, jam terbangnya, harganya dan mungkin bisa jadi, dimana
kantornya, dll.
Kalau perlu lihat bagaimana testimoni
orang-orang yang pernah dilayani. Akan lebih baik jika pemberi testimoni
itu ada yang anda kenal. Jadi pas anda cari tahu, bisa dapat jawaban
yang "lebih jujur".
Cara yang juga biasa digunakan ketika
pilihan itu "demikian crowded" adalah meminta rekomendasi, bisa dari
teman atau relasi, atau mitra dalam satu komunitas yang kita tak ragu
dengan kredibilitas mereka. Memang sih, di zaman pilihan terlalu banyak
ini, biasanya rekomendasi malah jadi pilihan utama. Tapi tak menutup
pilihan anda melakukan ekplorasi sendiri.
Ada pilihan lain,
kalau anda mau mencari design house yang tepat, yaitu "menge-test"
mereka. Saya pribadi tak merekomendasikan melakukan semacam pitching
atau tender, sebab itu sebenarnya tak manusiawi, walau hal ini banyak
dipraktekkan. Masih banyak sih alasan lain kenapa pitching/tender kurang
baik. Kapan-kapan kita bahas dalam tema "specwork".
Menge-test
ini maksudnya bisa seperti ini... Misalnya anda mau fotokopi hingga
1000 eksemplar. Ada baiknya anda bilang ke tukang fotokopinya dulu,
fotokopi 2 kali misalnya. Setelah dilihat hasilnya bagus, baru anda
bilang, fotokopi 1000 lembar... Kalau setelah fotokopi 2 lembar hasilnya
kurang baik, toh kita hanya keluar uang sedikit. Dan kita bisa cari
"vendor" lain untuk eksekusi yang 1000 eksemplar.
Bisa juga
analogi itu anda berlakukan ke desainer. Cari harga item desain yang
paling murah yang mereka tawarkan. Order-lah item tersebut (tentu juga
yang sesuai kebutuhan anda). Dari order pertama itu anda bisa menilai,
bagaimana kualitas desainnya, sense of art-nya sampai layanannya. Jika
cocok dan berjodoh, anda bisa mempercayakan item desain yang lebih mahal
seperti (biasanya) kemasan produk atau logo.
Pada bagian
akhir, ada sedikit yang perlu kita tegaskan, bahwa bagi para pengusaha
yang bisnisnya sudah mengarah kepada maturity, sudah bukan saatnya lagi
mengabaikan masalah komunikasi visual ini. Mereka harus berpikir
sustainability, bagaimana bisnis mereka, produk/jasa mereka
dipersepsikan jangka panjang oleh konsumen. Jadi sudah bukan fasenya
lagi berpikir sekedar mengejar profit jangka pendek.
Butuh jasa pembuatan / cetak company profile? klik >>
jasa pembuatan company profile
Tidak ada komentar:
Posting Komentar